Dialihkan sejak Juni, Sudah Sampai Mana Proses Pembangunan Box Culvert Jalan Raja Ali Haji Fisabilillah?
Terhitung sudah memasuki bulan ketiga sejak dialihkannya
Jalan Raja Ali Haji Fisabilillah sementara dalam upaya Pemerintah mengatasi
banjir yang sering terjadi ketika musim hujan dengan pengelolaan drainase
yaitu pembangunan box culvert. Pengelolaan saluran drainase
secara terpadu berwawasan lingkungan (ecodrain) adalah upaya
mengelola air berlebihan dengan cara menampung, meresapkan, mengalirkan dan
memelihara sehingga tidak menimbulkan genangan dan bahaya bagi lingkungan.
Pembangunan box culvert ini merupakan salah satu pekerjaan yang
ditanggungjawabi oleh Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPP)
yang mendapatkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp12,478 miliar untuk pembangunan box
culvert di tiga titik sekaligus yakni satu titik di Jl. Raja Haji
Fisabilillah, Tanjungpinang dan dua titik di Simpang Jl. Adi Sucipto-Gesek (Tugu
Tangan) Kabupaten Bintan.
Sejak Juni, pengalihan jalan dilakukan dengan melewati
beberapa rute jalan alternatif, yaitu yang pertama jika dari arah simpang
Pesona melalui Jalan Hanjoyo Putro-Jalan Cenderawasih dan keluar melalui Jalan
Abadi (begitupun sebaliknya), lalu yang kedua jika dari arah bundaran Stisipol dapat
melalui Jalan Abadi-Cendrawasih-Hanjoyo Putro-Simpang Al Baik, dan Masyarakat
juga bisa menggunakan jalur alternatif Jalan Peralatan menuju DI Panjaitan Batu
6 (begitupun sebaliknya).
Pada bulan ketiga ini yakni bulan September, proses
pembangunan box culvert sudah mulai memasuki tahap pengaspalan. Hal ini
merupakan kabar bahagia bagi masyarakat terutama para pelaku usaha yang terkena
dampak menurunnya omzet penjualan akibat pengalihan jalan tersebut. Tidak
sedikit masyarakat sekitar yang mengeluh terkait turun drastisnya omzet
penjualan mereka selama beberapa bulan. Mulai dari mereka yang berprofesi
sebagai pedagang, tukang sapu jalan, ataupun pemilik ruko yang disewakan.
Sangat disayangkan jika pemerintah tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan masyarakat
sekitar dan memberikan kompensasi mengingat kerugian yang dialami tidak sedikit
selama tiga bulan ini. Selain para pelaku usaha, para pengendara jalan juga
mengeluh terkait pengalihan jalan yang menyebabkan semakin berbelit dan jauhnya
rute perjalanan mereka. Namun, meskipun demikian mereka tetap mendukung penuh
pembagunan box culvert demi kenyamanan bersama kedepannya untuk mencegah
terjadinya banjir di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan Dinas PUPP Provinsi Kepri, Suji, menyatakan bahwa faktor cuaca menjadi
salah satu penyebab utama dari keterlambatan proyek ini. Suji menjelaskan bahwa
selain faktor cuaca, adanya buaya yang muncul di lokasi pekerjaan juga
mempengaruhi kelancaran proyek tersebut. Saat hujan deras dan air pasang, para
pekerja tidak dapat bekerja di parit karena potensi bahaya yang dapat terjadi.
Hal ini telah menyebabkan penundaan dalam pengerjaan proyek tersebut. Di sisi
lain, masyarakat sangat berharap kepada pemerintah agar pembangunan box
culvert segera selesai mengingat kerugian yang sudah banyak dialami selama
tiga bulan terakhir
Komentar
Posting Komentar