BAKTI RAMADHAN
BAKTI RAMADHAN
Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMANEGARA)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji
mengadakan kegiatan Bakti Ramadhan yang diselenggarakan pada hari Sabtu
- Minggu, tanggal 18
s/d 19 Mei 2019
di pulau Penyengat. Kegiatan Bakti Ramadhan ini mengusung
tema “Menjadikan Ramadhan Sebagai Momen
Kebersamaan”.
Kegiatan
ini merupakan bentuk pengamalan terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni
pengabdian masyarakat yang kemudian disesuaikan
dengan momen bulan Ramadhan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun
rasa kebersamaan antar mahasiswa
Ilmu Administrasi Negara, menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa terhadap
lingkungan di luar kampus dan
membentuk mental mahasiswa agar mampu bersosialisasi dengan baik kepada
masyarakat.
Diadakannya kegiatan ini bukan semata-mata hanya untuk berkunjung dan jalan-jalan saja, namun kami memasukkan
konsep Pendidikan dalam kegiatan ini dengan mempelajari tentang apa saja
kearifan lokal yang dimiliki oleh pulau Penyengat. Peserta yang
mengikuti kegiatan ini berjumlah 23 orang, lalu dibagi menjadi 6 kelompok untuk
melakukan kunjungan ke beberapa rumah warga
yang ada di Kelurahan Penyengat
untuk membangun silaturrahmi sekaligus menggali tentang kehidupan masyarakat dibidang
Ekonomi, Sosial budaya dan Pendidikan setelah penyengat di tetapkan sebagai
Cagar Budaya Nasional. Kemudian hasil dari wawancara tersebut kami jadikan
sebagai bahan diskusi sebagai pembelajaran. Adapun hasil diskusi yang telah
kami simpulkan adalah bahwa dengan di tetapkannya pulau penyengat sebagai Cagar
Budaya Nasional, maka daerah central
kota Tanjungpinang
sendiri adalah pulau Penyengat yang terkenal dengan Masjid nya yang khas dengan
warna kuning berpadu dengan hijau dan tentu saja masih sangat kaya dengan sejarah budaya Melayu.
Bagi masyarakat sendiri ditetapkannya pulau penyengat sebagai Cagar Budaya Nasional ternyata tidak diiringi
dengan pemberdayaan masyarakat yang baik. Tidak ada dampak atau perubahan yang
dihasilkan dari penetapan tersebut, menurut cerita salah seorang warga.
Semestinya sebagai daerah yang secara khusus dilindungi oleh konstitusi ini
maka masyarakat dan sumberdaya yang ada di dalamnya juga harus diberdayakan
pula, agar mereka bisa berpartisipasi dalam menjaga dan mempertahankan budaya
serta dapat mengembangkan perekonomian daerahnya.
Terkait rencana pembangunan jembatan
Tanjungpinang-Penyengat oleh Pemerintah kota Tanjungpinang bersama
dengan Rukun
Tetangga (RT) yang ada di Kelurahan penyengat telah
menandatangani surat kesepakatan
untuk pembangunan
jembatan Tanjungpinang - Penyengat dan proses pembangunannya akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Namun, meskipun
sudah ada penandatanganan kesepakatan tetapi masih banyak pro-kontra yang dihasilan dari kesepakatan yang telah dibuat
mengenai pembangunan jembatan ini. Mungkin bagi sebagian
masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang akan sangat merasa
diuntungkan dengan adanya rencana pembangunan jembatan ini, namun lain hal nya
yang dirasakan oleh masyarakat yang memiliki
mata pencaharian sebagai jasa Transportasi laut atau yang biasa kita kenal
dengan sebutan Pompong merasa kurang
setuju dengan rencana pembangunan ini
karena akan membuat mereka kehilangan pekerjaannya.
Karena sampai hari ini belum ada jaminan dari pemerintah kepada masyarakat yang
akan kehilangan mata pencahariaa, semestinya ada pengalihan profesi yang
disiapkan oleh pemerintah agar masyarakat tetap bisa bekerja untuk memenuhi
kebutuhannua hidupnya. Selain itu
dampak buruk lainnya juga akan
merembah bagi kearifan lokal yang
dimiliki pulau Penyengat seperti mudahnya keluar masuk benda-benda terlarang, pergaulan bebas remaja, memudarnya tradisi masyarakat penyengat terutama dikalangan remaja dan
dampak buruk lain yang bisa saja terjadi tanpa kita sangka.
Kegiatan Bakti Ramadhan ini juga diisi dengan beberapa agenda lain yaitu ziarah
ke makam Raja Ali Haji, buka bersama masyarakat, salat tarawih berjamaah, dan
tadarus di masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat. Pada hari kedua, kegiatan
diisi dengan gotong-royong sembari mengunjungi situs-situs sejarah yang ada di
pulau Penyengat. Hasil dari
terselenggaranya kegiatan Bakti Ramadhan ini adalah terjalinnya tali
silahturahmi
mahasiswa dengan masyarakat pulau Penyengat dan Tulisan ilmiah mengenai kondisi masyarakat pulau Penyengat setelah
ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional yang disusun dari hasil wawancara dengan masyarakat. Kemudian
tulisan tersebut akan dipelajari dan diteliti lebih dalam lagi agar
bisa menjadi bahan rekomendasi untuk pemerintah
kota Tanjungpinang sebagai bentuk evaluasi agar kedepannya Pemerintah lebih memperhatikan segala aspek
kehidupan masyarakat baik bidang ekonomi, sosial mapun budaya dalam
penetapan perencanaan pembangunan disuatu daerah agar pembangunan yang
dilaksanakan dapat tepat sasaran dan
tujuan dari pembangunan tersebut bisa terealisasi dengan baik yakni terciptanya kesejahteraan mayarakat.
Komentar
Posting Komentar