Pandemi Covid-19 Belum Usai: Biaya Hidup Meningkat Pendapatan Masyarakat Kian Menurun
Hingga saat ini,
pandemi Covid-19 masih tetap menjadi trending topik dikalangan masyarakat
Indonesia. Kini, sudah memasuki 16 bulan negara kita berperang melawan
Covid-19, sejak diumumkan oleh presiden diawal bulan maret tahun 2020 lalu.
Covid-19 merupakan suatu wabah yang bisa menyebabkan penyakit menular berupa
infeksi pada saluran pernapasan manusia. Pandemi Covid-19 ini telah melanda
berbagai negara, salah satunya adalah negara Indonesia. Dimana terjadinya hal
ini membawa dampak yang buruk dalam berbagai lini kehidupan mayarakat di
Indonesia baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pariwisata,
pendidikan, dan lain sebagainya.
Dalam menangani Pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah
pun sudah memberikan sejumlah peraturan, antara lain: memberlakukan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar), Physical
Distancing, Social Distancing,
menekankan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan, Pelarangan mudik,
hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) disejumlah daerah di
Indonesia. Pemberlakuan kebijakan- kebjakan tersebut diterapkan guna untuk
memutus persebaran Covid-19 di Indonesia. Mengingat korban yang terpapar
Covid-19 di Indonesia masih mengalami peningkatan. Dilansir dari Okezone.com
pada tanggal 28 Juli 2021 bahwasanya kasus virus Covid-19 di Indonesia bertambah
sebanyak 47.791 kasus. Secara keseluruhan, kasus positif Covid-19 saat ini
mencapai 3.287.727, kasus sembuh bertambah sebanyak 43.856. Sehingga, total
2.640.676 orang telah sembuh dari Covid-19 sejak awal pandemi.
Dengan diberlakukannya kebijakan- kebijakan tersebut.
Tentunya berdampak pada biaya hidup yang
semakin tinggi dan juga pendapatan masyarakat yang kian menurun. Dengan adanya
pembatasan aktivitas masyarakat disuasana pandemi ini memiliki pengaruh terhadap
perekonomian masyarakat. Hal ini dibuktikan berdasarkan data BPS mengenai
pendapatan per kapita negara kita sepanjang tahun 2020 turun
menjadi Rp 56,9 juta (3.911 doalr AS) per tahun. Padahal di tahun 2019,
PDB per kapita Indonesia mencapai Rp
59,1 juta (4.174 dolar AS). Hal ini pun diakibatkan beberapa industri yang
terdampak, diantaranya industri tingkat tinggi yaitu, perusahaan manufaktur
otomotif dibawah tekanan besar karena perusahaan tersebut berada pada rantai
pasokan global sehingga dapat menghambat proses produksi. Hal ini mengakibatkan
beberapa produk makanan tidak melakukan operasi dan mengakibatkan suatu produk
tersebut menjadi langka dan juga harganya akan mengalami kenaikan yang
signifikan.
Selain itu, industri garment yang memberlakukan sistem
pengurangan karyawan guna mengurangi penularan virus corona, dengan adanya hal
itu maka berdampak pula pada turunnya produksi dan mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian yang berakhir pada PHK dan juga kebangkrutan. Dilansir dari
CNN Indonesia, Retail and Consumer Leader PwC Peter Hohtoulas berdasarkan hasil
penelitiannya bahwasanya terdapat 65 persen konsumen Indonesia dan 45 persen
secara global mengalami penurunan pendapatan rumah tangga. Adapun penyebab
penurunan pendapatan rumah tangga indonesia meliputi, penurunan pendapatan akibat
kehilangan pekerjaan dan jam kerja berkurang sebanyak 63 persen. Selain dari
itu, sejumlah pelaku usaha juga mengakui pendapatan berkurang karena event,
liburan, maupun aktivitas lainnya yang terpaksa dibatalkan karena pandemi,
mencapai 21 persen.
Pada masa pandemi ini sebagian besar kebutuhan masyarakat
meningkat akibat kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang saat ini
diberlakukan. Sehingga pasokan bahan makanan dari satu daerah ke daerah yang
lain tidak bisa didistribusikan secara optimal. Sehingga, daerah yang minim
dalam memproduksi bahan baku makanan akan mengalami kenaikan harga yang
pastinya akan semakin menambah pengeluaran masyarakat dimasa sulit seperti
sekarang ini. Berdasarkan hasil survei PwC ditahun 2020 bahwasanya sebanyak 63
persen masyarakat Indonesia mengaku pengeluaran ataupun biaya hidup rumah
tangga semakin bertambah. Misalnya, untuk makanan dan listrik.
Sehingga, melihat pendapatan masyarakat yang menurun dan
biaya hidup yang kian meningkat membuat pemerintah ikut andil dalam upaya
memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, yaitu pemerintah memberikan bantuan
sosial kepada warga masyarakat yang membutuhkan diantaranya pemerintah
menanggung biaya pajak penghasilan, subsidi listrik, ataupun bantuan langsung
tunai lainnya.
Komentar
Posting Komentar