Covid-19 Menerpa, Apa Kabar Tanah Ibu Pertiwi?


Indonesia adalah salah satu negara maritim yang menyimpan sejuta pesona keindahan di dalamnya, yang terdiri dari 17.491 pulau, 1.340 suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dan berbagai sumber daya alam di dalamnya, baik itu sumber daya alam yang dapat diperbaharui ( renewable resources) maupun, sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ( unrewenable resources). Indonesia juga menyimpan sejuta destinasi wisata yang bisa menggait para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang menikmati keindahan alam yang sangat menakjubkan. Dapat dikatakan Indonesia itu, “Bagaikan kepingan surga yang jatuh ke bumi nan elok”. Sungguh ini adalah karunia sang pencipta, agar kita dapat tetap beryukur dan senantiasa memeliharanya. Dengan adanya kunjungan wisatawan  dapat menjadi salah satu sumber devisa bagi negara Indonesia. Namun, sekarang situasinya sungguh sangat mengkhawatirkan bukan hanya untuk negara Indonesia saja, tetapi juga negara lainnya. Dimana adanya suatu virus yang sedang menggerogoti berbagai sendi-sendi kehidupan, bahkan mengancam nyawa manusia di muka bumi ini. Yang dimana virus itu dinamakan “Virus Corona”. Virus ini muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,Tiongkok pada penghujung tahun 2019.

Berbagai bidang didalam kehidupan masyarakat pun ikut bergejolak, seperti kesehatan, ekonomi, politik,pendidikan dan agama. Dalam bidang kesehatan, para ahli belum juga menemukan vaksin untuk menangani virus ini.  Para ilmuwan dari National Institutes of Health Australia dan setidaknya tiga perusahaan swasta sedang mengembangkan vaksin untuk virus Corona. Namun vaksin yang siap dipakai dan terbukti aman serta efektif diprediksi paling cepat baru akan siap dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun kedepan.

Dalam bidang ekonomi, dapat kita lihat sekarang ini pertumbuhan ekonomi menjadi lesu. Dikarenakan oleh beberapa faktor yang pertama, terhambatnya ekspor dan impor barang, khususnya kepada  negara China. Yang kedua, banyaknya para pekerja yang terkena PHK, data mencatat sampai 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan. Yang ketiga, yang tidak kalah penting dalam perekonomian kita yaitu pariwisata, yang juga mengalami kemerosotan pada saat ini. Sehingga menyebabkan  devisa negara mengalami penurunan yang begitu tajam dari tahun sebelumnya. Angka turis menurun hingga 6.800 per hari, khususnya turis dari China. Sehingga, Perhimpunan rotel dan Restoran Indonesia memperkirakan penurunan tingkat okupansi di sekitar  6.000 hotel di Indonesia dapat mencapai 50%. Yang keempat, Lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan sepanjang Januari-Februari, dengan rincian 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional. Bahkan, sebelum diterapkannya New Normal dalam kehidupan masyarakat, pihak maskapai penerbangan hanya bisa membawa kargo ( barang) saja.    Dalam bidang politik, jika kita melihat di situasi saat ini masih ada pihak yang menjadikan musibah ini untuk mencari keuntungan yang lebih. Misalnya, mereka membeli persediaan barang- barang kebutuhan masyarakat secara besar-besaran, yang nantinya akan dijual dengan harga yang melambung tinggi kepada masyarakat. Sehingga nantinya, masyarakat tidak akan memiliki pilihan lain, selain harus membeli kebutuhannya. Jika hal ini terjadi maka akan semakin menyulitkan masyarakat yang bisa dikatakan kurang  mampu.

Dalam bidang pendidikan, dengan kedatangan virus ini sangat mengganggu proses belajar mengajar (PBM). Dimana sekarang instansi pendidikan menerapkan sistem belajar daring (dalam jaringan) baik dari jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Tentu hal ini berbeda dengan proses belajar tatap muka yang lebih efektif dan efisien. Karena dalam melaksanakan PBM secara daring memiliki beberapa hambatan sehingga tidak menghasilkan hasil yang optimal.

Dalam bidang keagamaan, dapat kita lihat sekarang ini bahwa pemerintah melarang setiap orang untuk mengadakan suatu perkumpulan. Hal ini membuat orang orang hanya bisa beribadah di rumah mereka masing-masing sesuai dengan kepercayaannya. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi korban yang terjangkit virus corona atau yang kita kenal juga dengan social distancing. Dengan cara ini, masyarakat dapat membantu para tim medis dan juga pemerintah.


Oleh : Esteria Pasaribu
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Baru Menuju Sejarah: Memulai Perjalanan Baru Bersama HIMANEGARA

Generasi Muda Harus Melek Politik ????

Mengenal Histori G30S PKI